Quantcast
Channel: All about Baby Jo – BebenyaBubu – Stories of an Indonesian stranded in Sweden
Viewing all articles
Browse latest Browse all 41

Jo’s Stuff: The review

$
0
0

Sewaktu hamil dulu, browsing review beberapa barang baby yang jadi incaran adalah salah satu kegiatan favorit gue. Ya namapun ga mau salah beli kan yaaa jadilah semuanya dibacain. Nah kali ini gantian gue yang ingin sharing review beberapa barangnya si baby Jo (dan juga ibunya) yang sudah sering dipakai dan masih aktif dipakai sampai sekarang Jo berumur 9 bulan. Siapa tau aja ada bumil yang lagi bingung memilih produk mana yang cucok buat dibeli dan tersasar kesini.. hihihi…

Oh iya, karena posting ini sifatnya review jadinya akan gue sebut merek dan tipenya secara jelas yaaa..

Yaks.. mari kita mulai…

* * * *

Baby Gym: Fisher-Price Rainforest™ Melodies & Lights Deluxe Gym

josefin-babygym-blog-04

Karena sehari-harinya gue lebih banyak menghabiskan waktu sama Jo berduaan aja tanpa ada yang bantu jadilah gue ngerasa butuh banyak mainan supaya si Jo ga gampang bosen kalau ditinggal sendirian sewaktu gue masak atau beberes. Karena dulu rockernya kurang bervariasi mainannya jadilah gue minta bubu untuk beliin Jo Baby Gym. Apalagi setelah gue baca-baca, baby gym termasuk salah satu mainan anak yang cukup berguna untuk merangsang perkembangan fisik dan cocok untuk tummy time. Model ini gue pilih karena review positif-nya paling banyak di Amazon. Hihihi

(+)

  • Jenis mainan cukup banyak dan beragam. Ada kricikan, cermin, boneka, dll yang bisa menjadi alternatif mainan si anak. Posisi mainannya pun bisa dipindah-pindah tergantung kebutuhan.
  • Warnanya ceria dan mencolok.
  • Lagu-lagu yang bisa dipasang adalah lagu anak-anak dengan nuansa island. Ga nyebelin buat ortunya juga kalau didengerin keseringan.
  • Level suaranya ada dua. Tapi yang terkecil pun udah cukup menarik perhatian si kecil.

(−)

  • Matrass-nya bisa dibilang tipis kalau dibandingkan merek lain yang gue liat dipasaran. Kecuali baby gym-nya ditaro di atas karpet, baru lebih nyaman kali ya.

Verdict: Dari bayi sampai sekarang Jo udah berumur 9 bulan, baby gym ini masih awet kepake walaupun cara penggunaannya udah beda. Kalau dulu dipakai sebagai tempat tummy time dan latihan putar-puter badan, udah gede gini baby gymnya dipakai buat mainan sembari duduk. Terkadang malah dipakai untuk latihan dia berdiri. Item-item yang dulunya digantung juga sekarang bisa mainin secara individual, tergantung anaknya lagi suka yang mana. Favoritnya si Jo sih kaca dan boneka monyetnya.. hahaha.. Sayangnya karena matrasnya tipis, jadi pas si Jo lagi latihan puter-puter badan suka stress sendiri liat dia gedebak gedebuk bolak balik.

* * * *

Breast Pump: Medela Swing

medela2

Setelah pulang dari RS gue dan Bubu memutuskan untuk ga langsung membeli breast pump. “Liat dulu beneran butuh apa ga”, kata si suami saat itu. Eh ternyata beneran baru beberapa jam di rumah udah berasa kalau ASI butuh dipompa dan akhirnya doski tergopoh-gopoh balik ke RS untuk nyewa breastpump-nya RS yaitu Medela Symphony. Yuk marii..

Eniho, karena ga mungkin lama-lama nyewa punya RS akhirnya gue mulai nyari breastpump yang sekiranya mirip sama si Symphony. Setelah cari-cari ketemu si Medela Swing ini.

(+)

  • Ukurannya kecil dan ringan. Ga nyusahin kalau butuh dibawa kemana-mana.
  • Bisa menggunakan baterai.
  • Karena elektrik jadi tangan ga cape mompa.
  • Level kuatnya hisapan pompa bisa diatur sesuka kita.
  • Ga berisik.
  • Paketnya udah termasuk 1 botol susu dan dot calma, yang cocok buat nuborn karena air susunya ga akan keluar kecuali anaknya yang sedot. Jadi bantu anaknya supaya ga bingung puting.

()

  • Hanya untuk satu pompa. Jadi kalau butuh mompa kedua PD cukup makan waktu karena harus gantian.
  • Ga ada layar monitor yang memperlihatkan level hisapan layaknya Medela Symphony.

Verdict: Gue suka banget si Medela Swing. Pemakaiannya nyaris sama seperti si Symphony yang harganya gue rasa jauuuuuuuuh di atasnya. Memang ga senyaman yang bisa langsung dua pompa, cuma untuk gue yang mompanya memang cuma sering satu PD aja udah cukup. Ditambah lagi si Swing ini bisa pakai baterai, jadi kalau mati lampu (ya kali aja gitu kan di Swedia byarpet) pompanya masih bisa digunakan. Tapi sampai sekarang belum pernah nyoba kalau pakai baterai sih. Untuk botol susunya pun gue suka banget. Si Jo sempet bingung puting sebentar, tapi ga lama langsung lancar nyusu dari botol dan PD.

Oh iya bagi gue punya breast pump itu ternyata bantu banget dikala puting lagi luka dan syakitnyaaa luarbiasa kalau dipakai menyusui secara langsung. Haah.. those dark and scary days.. Sungguh deh. :fear:

* * * *

Baby Carrier: Ergo Baby Original – Bundle of Joy

Selain menggunakan stroller, gue dan Bubu juga menggunakan baby carrier untuk membawa Jo jalan-jalan. Dari beberapa merek yang ada di Swedia, yang paling umum itu Baby Björn karena emang merek ini merek lokal. Tapi setelah tanya teman-teman di grup WA dan baca review kok banyak yang nyaranin Manduca atau Ergo Baby yang agak ga familiar di pasar Swedia (terutama Manduca). Hasil browsing sana sini ternyata kedua merek tersebut dijual di toko bayi deket rumah.. yippiiieee.. artinya bisa dicoba dulu niih. Setelah proses pemilihan yang sangaaaaat sulit (keduanya hampir mirip bentuknya dan harganya juga nyaris sama), gue pilih Ergo Baby deh.

(+)

  • Infant insert-nya bisa dipakai dari lahir dan terlihat lebih nyaman untuk anak yang berbadan kecil karena bentuknya seperti kepompong.
  • Ga sakit dipunggung jika dipakai lama karena berat badan sang anak dibagi merata.
  • Bentuknya sporty, cocok dipakai sama papanya.
  • Ada tiga posisi gendongan – depan, belakang dan samping.
  • Ada penutup kepala yang bisa dipakai kalau lagi panas terik atau lagi menyusui.

(−)

  • Bentuknya yang sporty dan bulky dibanding merek lain seperti baby björn misalnya bikin mamanya susah bergaya kalau dipakai jalan-jalan (ini penting yaaa) :P
  • Ukurannya lumayan besar, kalau dibawa-bawa agak rempong juga nyimpennya.
  • Anak ga bisa menghadap depan sewaktu digendong di dada.

Verdict: Alasan utama kenapa gue pilih Ergo Baby dibanding Manduca saat itu adalah karena Ergo punya Infant Insert yang kepake banget buat Jo yang berbadan kecil, walau sebenernya sih dari segi kenyamanan rasanya Manduca emang sedikit lebih enak dipake. Bentuknya yang sporty bikin si Bubu ga keberatan untuk pakai carriernya berkali-kali kalau kita lagi jalan-jalan. Sayangnya dibanding Baby Björn, ukurannya Ergo ini agak bulky, jadi kalau udah bawa stroller pasti males bawa carrier karena ngabisin tempat di basketnya. Penutup kepalanya adalah salah satu fitur favorit karena berguna banget buat ngasih ASI kalo mendadak anaknya cranky. Ketutup banget soalnya!

* * * *

Stroller: Bugaboo Buffalo

sofiero-05-blog

Untuk pemilihan stroller rasanya udah gue bahas tuntas di posting yang ini yaaah.. Jadi alasan untuk milih si Bugaboo ini bisa dibaca di sana.

(+)

  • Cocok buat outdoor, dibawa ke hutan/taman.
  • Mudah dimanuver di tempat sempit.
  • Modelnya manis dan ga terlihat bulky banget kayak tank.
  • Tinggi gagang yang bisa diatur cocok banget untuk keluarga dengan ayah ibu yang punya tinggi berbeda (macam saya sama Bubu gitu lah :P)
  • Gagangnya kuat menahan beban sampai 6 kg (walaupun ga ngerti juga sih bawa apaan di tas sampe bisa 6 kg) dan ga perlu takut stollernya jumplang kalau digantungin tas walaupun anaknya ga lagi duduk.
  • Posisi duduk yang bisa diatur dari tiduran sampai duduk banget.
  • Basket di bagian bawah stroller juga besaaaaaar. Lumayan kalau lagi belanja harian ga perlu bawa plastik banyak-banyak tinggal taro situ aja.
  • Compatible dengan beberapa merek carseat. Jadi kalau lagi jalan-jalan, ga perlu bawa seatnya, cukup pakai car seat aja dengan tambahan adaptor.
  • Kursinya bisa menghadap depan atau belakang. Berhubung Jo masih kecil banget, gue lebih nyaman kalau bisa liat dia setiap saat ketika jalan-jalan. Anaknya pun seneng juga kalau liat ortunya.
  • Kanopinya panjaaaaang. Kalau gerimis atau panas, si anak terlindungi secara maksimal. Misalnya lagi tidur pun jadi ga keganggu.
  • User friendly! Ga perlu baca buku manual berkali-kali untuk ngerti cara ngutak ngutik fiturnya.
  • Warna kanopinya bermacam-macam dan bisa diganti sesuai selera.

(−)

  • Walaupun ga terlihat besar tapi ukuran aslinya lumayan juga dan cukup menghabiskan tempat di bagasi, terutama kalau masih menggunakan bassinetnya.
  • BERAT! Berat strollernya aja udah 12,3kg.
  • Agak ga fleksible kalo dibawa jalan-jalan ke luar kota atau LN.
  • Harga aksesorisnya lumayan juga.
  • Harga di Swedia termasuk mahal, jadi ngakalinnya harus beli dari toko di LN.
  • Rain covernya agak sulit dipasang. Haaaah!

Verdict: Stroller ini udah jadi stroller incaran dari awal hamil dan setelah dipakai selama 9 bulan bisa dibilang gue puaass banget sama si bugs. Waktu Jo masih nuborn bassinetnya bisa dipakai sebagai tempat bobok kalau lagi main ke rumah temen/mertua yang kebetulan ga ada baby box. Framenya pun setelah dilipat ga terlalu ngabisin tempat, berguna untuk masuk ke ruangan yang pintunya sempit. Big downfallnya hanya dibobotnya yang luar biasa (12,3 kg) dan bikin stroller ini ga cocok untuk traveling. Tapi anehnya meskipun berat stroller ini masih gampang dikontrol pergerakannya walaupun hanya pake satu tangan aja. Untuk masalah harga, kalau di Swedia sih asal tau dimana belinya (kayak gue akhirnya beli dari toko online di Belanda) harganya masih cukup kompetitip dibanding merek lainnya seperti Emmaljunga atau Brio.

* * * *

Car seat: Maxi Cosi Cabrio Fix

carseat

Awalnya karena kami berdua ga punya mobil kebutuhan untuk beli car seatnya Jo pun ga menjadi prioritas utama. Waktu itu kami mikirnya “yah bisalah nanti pinjem carseat kakak ipar dulu” yang memang kami lakukan waktu Jo baru lahir. Tapi setelah dipakai 2x kok rasanya car seat tersebut udah ga lengkap ya? posisi Jo jadi keliatan menekuk banget dan setelah dicompare antara foto di internet dan barang aslinya ternyata baru ketauan kalau bantalan di bagian bawah carseat udah dicopot karena memang keponakan udah cukup besar dan setelah ditanya bantalannya udah ga tau kemana. Dari situ kami memutuskan untuk beli carseat sendiri. Kesian aja sama si Jo kalau posisi duduknya salah terus dan takutnya pengaruh juga ke pertumbuhan tulangnya. Belum lagi artinya emang ga aman kan buat dia.

Berhubung kami maunya carseat yang bisa dipasang ke stroller, optionnya langsung terpangkas menjadi beberapa model aja sesuai adaptor yang tersedia. Dan setelah proses eliminasi yang ketat, kami memilih Maxi Cosi Cabrio Fix ini.

(+)

  • Ringan.
  • Bisa dipakai dari 0 – 12 bulan (atau 13 kg)
  • Rear facing alias posisi anak menghadap ke belakang yang memang posisi paling aman untuk bayi dibawah 15 bulan.
  • Adaptornya cocok untuk bugaboo dan beberapa merek ternama lain seperti Quinny.
  • Bisa dipasang menggunakan seat belt biasa atau tambahan isofix (jadi ga butuh seat belt lagi kalau seatbeltnya pendek dan posisinya bisa ditaruh dibagian tengah)
  • Ukurannya ga bulky, jadi walaupun dipasang di mobil kecil masih muat untuk 2 orang dewasa duduk di sebelahnya.
  • Covernya bisa dicopot dan dibersihkan.
  • Extra padding di bagian kepala nyaman banget untuk newborn dan bisa dicopot sewaktu anaknya mulai besar.
  • Ada kanopinya, jadi kalau dibawa jalan-jalan menggunakan stroller bisa melindungi anak dari cahaya matahari.
  • Bisa dijadiin rocker juga di rumah.

(−)

  • Kanopinya kurang panjang, masih butuh ditutup kain kalau lagi panas banget.
  • Kebetulan carseatnya Jo berwarna merah terang dan bahannya sempet luntur ke bajunya Jo. Tapi itu juga cuma sekali sih.

Verdict: Terlihat dari minimnya daftar di kolom minus, gue cukup puas dengan carseat ini. Ukurannya yang mungil ga ngabisin tempat di baris belakang dan karena kami seringnya nebeng teman (yang terkadang harus umpel-umpelan bertiga), kursinya masih cukup lowong dan ga sempit. Untuk dipasang di stroller juga gampang banget. Tinggal pasang adaptornya aja dan langsung taro deh. Begitu juga ketika dipasang di mobil juga ga ada masalah. Soal kenyamanan, waktu masih nuborn si Jo biasanya langsung pules bobok begitu ditaro di carseat dan mobil mulai berjalan. Sekarang udah gedean sih suka rada cranky sedikit, tapi lebih karena emang udah pingin main kali yaaaa. Sayangnya, seperti yang udah gue tulis di atas, kanopinya pendeeek banget. Jadi kalau lagi panas-panasnya, gue selalu kasih selimut atau kain di atasnya supaya Jo ga kesilauan atau kena matahari langsung.

Btw dari beberapa sumber yang gue baca banyak yang menyarankan untuk tidak beli carseat seken atau hasil turunan. Selain kita ga tau sejarah car seat tersebut gimana (apa pernah terkena kecelakaan, dll), bahannya pun makin lama makin rentan dan ga sekokoh ketika baru pertama kali dirilis. Fitur-fitur keselamatannya pun mungkin udah ga up-to-date dengan regulasi terbaru. Jadi kalau memang mau beli carseat seken, ada baiknya dicek dulu secara mendetail kali yaaa (kelengkapan buku, tahun pembuatan, sejarah pemakaian, dsb). Toh pada akhirnya carseat dipakai bukan sebagai pajangan tapi memang untuk keselamatan si kecil. Ya toh? Gue sendiri belajar dari pengalaman minjem carseat kakak ipar yang ternyata udah ga cocok dipakai oleh newborn. Haaaaaah.. alhamdulillah sadarnya cepet dan anaknya ga kenapa-napa..  :unsure2:

* * * *

Haaaah.. selesai deh. Yah kurang lebih begitulah yah. Semoga post ini berguna untuk teman-teman yang membutuhkan.. :D


Viewing all articles
Browse latest Browse all 41

Latest Images

Trending Articles





Latest Images